Friday, December 4, 2015

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”H” AKSEPTOR KB SUNTIK



ASUHAN KEBIDANAN  PADA NY ”H” AKSEPTOR KB SUNTIK DI RUANG PKBRS RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
PALEMBANG BARI
TAHUN 2013

Makalah
Disusun Untuk Menyelesaikan Keterampilan Praktik Klinik Kebidanan
di Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI

KELOMPOK III

1.          UTIN INDARUSIN                          NIM : 135.11.010
2.          NOPITA SARI                                  NIM : 135.11.041




AKADEMI KEBIDANAN PONDOK PESANTREN 
ASSANADIYAH PALEMBANG
TAHUN AKADEMIK
2013




  


HALAMAN PERSETUJUAN

JUDUL        : ASUHAN KEBIDANAN  PADA NY ”H AKSEPTOR KB SUNTIK DI RUANG PKBRS RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PALEMBANG BARI TAHUN 2013
                       
              Palembang,   Mei 2013
   Menyetujui:

Pembimbing Akademik
Pontren Assanadiyah Palembang


Ratna Dewi, AM.Keb SST
                   NIDN:  0210028601
Pembimbing Lapangan
Ruang Kebidanan RSUD BARI


Herdaisnita SST.M.Kes
Nip:196811301989032004


Mengetahui
Kabid Penunjang Medis dan Pendidikan
Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI


Hj. Yulia Surie,S.pd, M.Kes
NIP. 195906061985112001









KATA PENGANTAR

Assalamu’allaikum. Wr.Wb.
            Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul ‘’ ASUHAN KEBIDANAN  PADA Ny “H AKSEPTOR KB SUNTIK di RUANG PKBRS RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PALEMBANG BARI TAHUN 2013”.
            Penulis menyelesaikan makalah ini melibatkan banyak  pihak oleh karena itu dalam kesempatan ini dengan rendah ini penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :
1.      dr. Hj. Makiani. SH. MM. sebagai Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI
2.      M. Hamdani AM.Kep. SKM. M.kes (Biomed) sebagai Direktur Akademik Kebidanan Pondok Pesantren Assanadiyah Palembang
3.      dr. Hj. Nitra Dewi, sebagai wakil Direktur Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI
4.      dr.H.Hadi Asyik. Sp.A. sebagai Ketua Komite medik Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI
5.      dr. Dinna Andriana sebagai Kepala Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI
6.      Hj. Yulia Surie. S.Pd. M.Kes. sebagai Kepala Bidang Penunjang medis dan pendidikan Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI
7.      Masriana S,kep. sebagai Kepala bidang Keperawatan Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI
8.      Erni Endrian.S,Kp. MM. sebagai Ketua Komite Perawat Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI
9.      Ria Harmonis. S.Kep. sebagai Kepala Koordinator Poliklinik Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI
10.  Hj. Lilis Suryani. S.Pd, sebagai Kepala Seksi Diklat dan Litbang Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI
11.  Fadlun. SST. sebagai Koordinator Pembimbing Klinik Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI
12.  Herdaisnita,SST. M,Kes .sebagai Pembimbing Klinik di Ruang Poliklinik Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI
13.  Ratna Dewi.AM.Keb. SST. sebagai Dosen Pembimbing Akademik Kebidanan Pondok Pesantren Assanadiyah Palembang
14.  Linda Sari AM.Keb . sebagai Asisten Dosen Pembimbing Akademi Kebidanan Pondok Pesantren Assanadiyah Palembang 
15.  Seluruh staf dan tenaga medis Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI
16.  Seluruh dosen pengajar dan staf Akademik Kebidanan Pondok Pesantren Assanadiyah Palembang
17.  Semua pihak yang membantu  dalam penyeselesaian Makalah Seminar Praktik Klinik ini dapat penulis selesaikan
Dalam penyusunan laporan ini penulis menyadari masih sangat banyak kekurangan yang ada dalam makalah ini, untuk itu penulis sangat mengharapkan segenap kritik dan saran yang bersifat mendidik dan membangun guna kemajuan yang lebih baik pada makalah-makalah berikutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.                                                                                                  
Palembang,      Mei 2013

Penulis







DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………...  i
HALAMAN PERSETUJUAN…………………………………………...  ii
KATA PENGANTAR……………………………………………………  iii
DAFTAR ISI……………………………………………………………… v
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………...  1
1.1    Latar Belakang………………………………………………… 1
1.2    Tujuan ………………………………………………………… 2
1.2.1        Tujuan Umum……………………………………… 2
1.2.2        Tujuan Khusus …………………………………….  2
1.3    Waktu dan Tempat Pelaksanaan………………………………  3
1.3.1        Waktu Pelaksanaan………………………………… 3
1.3.2        Tempat Pelaksanaan………………………………..  3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………..4
2.1    Profil RSUD Palembang BARI..................................................4
            2.2   Tinjauan Teori……………………………………………….....9
BAB III TINJAUAN KASUS…………………………………………… 19
BAB IV PEMBAHASAN………………………………………………... 24
BAB V  PENUTUP………………………………………………………. 26
                     a. Kesimpulan………………………………………………... 26
          b. Saran………………………………………………………. 27
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
LEMBAR KONSUL 





BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Kontrasepsi berasal dari kata “kontra” yang berarti mencegah atau melawan, sedangkan “konsepsi” adalah pertemuan antara sel telur yang matang dan sel sperma yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur dan sel sperma tersebut (BKKBN, 2010).
Tingginya laju pertumbuhan penduduk saat ini memang menjadi masalah besar di Indonesia. Untuk menangani hal tersebut maka terus di lakukan upaya penanganan yaitu dengan program Keluarga Berencana (KB) guna menurunkan laju pertumbuhan penduduk. Berdasarkan sensus penduduk tahunn 2010, diketahui bahwa laju pertumbuhan penduduk mencapai 1,49% pertahun. Jumlah jiwa dalam pendataan tahun 2010 tercatat sebanyak 231.485.456 jiwa. Secara Nasional jumlah peserta KB tercatat sebanyak 31.640.957 peserta dan jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) terhitung sebanyak 44.431.227 pasangan, sehingga keikutsertaan KB dari seluruh PUS sebesar 71,21% (BKKBN 2010).
Data KB BKBPP pada tahun 2011 di sumatera selatan telah melampaui target, dari target 68.648 ribu, terealisasi sebanyak 75.025 akseptor KB baru. (www.bkbpp.palembang.go.id)
Data yang kami peroleh dari Rekam Medik RSUD Palembang BARI yaitu jumlah data akseptor KB pada tahun tahun 2012 untuk KB IUD sebanyak 15 orang, KB suntik 4 orang, MOW sebanyak 35 orang, MOP 0 dan KB Pil 0.(Medrek RSUD Palembang BARI, 2013)

Berdasarkan latar belakang di atas bahwa pelaksanaan asuhan kebidanan sangat penting karena kita dapat membantu ibu sebagai akseptor KB dengan memperhatikan prosedur-prosedur yang telah di tetapkan dalam asuhan kebidanan, maka penulis selaku mahasiswa yang sedang dalam masa praktik  klinik ingin mengetahui lebih jauh bagaimana penerapan teori yang telah diterima dan kenyataan pelaksanaan di lapangan, dalam hal ini Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI maka penulis tertarik untuk melakukan “Asuhan Kebidanan Pada Ny. “HAkseptor KB Suntik di Ruang Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI tahun 2013”.

1.2  Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
                        Mahasiswa mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan pada Ny ” H   Akseptor KB di ruangan PKBRS RSUD Palembang BARI.
     1.2.2 Tujuan khusus
1.            Mahasiswa mampu melakukan pengumpulan data secara subjektif dan objektif pada Ny ”HAkseptor KB di ruang PKBRS RSUD Palembang BARI .
2.            Mahasiswa mampu menginterprestasikan data untuk identifikasi diagnosa atau masalah pada Ny ”HAkseptor KB di ruang PKBRS RSUD Palembang BARI dengan hasil pemeriksaan dan observasi.
3.             Dapat merencanakan asuhan kebidanan, melaksanakan asuhan sesuai kebutuhan, dan mengevaluasi tindakan yang telah diberikan pada Ny ”H Akseptor KB Suntik di ruang Kebidanan RSUD Palembang BARI
4.             Dapat mengevaluasi keefektifan asuhan yang diberikan dengan mengulang kembali penatalaksanaan proses untuk aspek-aspek yang tidak efektif pada Ny ”HAkseptor KB Suntik di ruang Kebidanan RSUD Palembang BARI

1.2.1        Waktu Pelaksanaan
Pengambilan Kasus Asuhan Kebidanan pada Ny “H” dilakukan pada Tanggal 6 Mei 2013 pukul 11.30 WIB.
1.2.2    Tempat Pelaksanaan
Pengambilan dan pelaksanaan kasus Asuhan kebidanan pada Ny ”H” di lakukan di ruangan PKBRS RSUD Palembang BARI.








BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1    Profil  RSUD Palembang BARI
2.1.1             Selayang Pandang
                 Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI merupakan   unsur penunjang pemerintah daerah di bidang pelayanan kesehatan    yang merupakan satu-satunya rumah sakit umum milik Pemerintah           Kota Palembang. Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI     terletak di jalan panca usaha No. 1 kelurahan 5 Ulu Darat           Kecamatan Seberang Ulu, dan berdiri di atas tanah seluas 4,5 H.
            Bangunan berada lebih kurang 800 meter dari jalan raya       jurusan Kertapati. Sejak tahun 2001 dibuat jalan alternatif dari          jalan     Jakabaring menuju RSUD Palembang BARI. Saat ini             sedang diupayakan pembangunan jalan langsung menuju      RSUD             Palembang BARI dari jalan poros Jakabaring.

2.1.2                  VISI, MISI dan MOTTO RSUD Palembang BARI
VISI
Rumah sakit andalan dan terpercaya di Sumatera Selatan.

MISI
1.      Melaksanakan pelayanan kesehatan yang bermutu.
2.      Melaksanakan manajemen administrasi yang efektif dan efisien.



MOTTO
”Anda sembuh, kami puas”
Anda puas, kami bahagia...!!!
2.1.3        SEJARAH
a.       Sejarah Berdirinya
v  Pada tahun 1985 sampai dengan 1994 RSUD Palembang BARI merupakan gedung poliklinik/ Puskesmas Panca Usaha.
v  Pada tanggal 19 Juni 1995 diresmikan menjadi RSUD Palembang BARI dengan SK Depkes nomor 1326/ Menkes/ SK/ XI/ 1997, tanggal 10 November 1997 ditetapkan menjadi Rumah Sakit Umum Daerah kelas C.
v  Kepmenkes RI Nomor : HK.00.06.2.2.4646 tentang Pemberian status Akreditasi penuh tingkat dasar kepada Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI, tanggal 7 November 2003.
v  Kepmenkes RI Nomor : YM.01.10/III/334/08 tentang Pemberian status Akreditasi penuh tingkat lanjut kepada Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI, tanggal 5 Febuari 2008.
v  Kepmenkes RI Nomor 241/MENKES/SK/IV/ 2009 tentang peningkatan kelas Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI menjadi kelas B, tanggal 2 April 2009.
v  Ditetapkan sebagai BLUD-SKPD RSUD Palembang BARI berdasarkan keputusan Walikota Palembang No. 915. B tahun 2008 tentang penetapan RSUD Palembang BARI sebagai SKPD Palembang yang menerapkan pola pengelolaan keuangan BLUD (PPK-BLUD) secara penuh.
v  KARS-SERT/363/1/2012 tentang Status Akreditasi Lulus Tingkat Lengkap kepada Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI, tanggal 25 Januari 2012.
b.      Sejarah Pemegang Jabatan Direktur
1.      Tahun 1986 s.d 1995 : dr. Jane Lidya Titahelu sebagai kepala Poliklinik/ Puskesmas Panca Usaha
2.      Tanggal 1 Julin1995 s.d Juni 2000 : dr. Eddy Zarkaty Monasir, SpOG sebagai direktur RSUD Palembang BARI
3.      Bulan Juni 2000 s.d November 2000 : Pelaksana Tugas dr. H. Dachlan Abbas, SpB
4.      Bulan Desember 2000 s.d Februari 2001 : Pelaksana tugas dr. M. Faisal Soleh, SpPD
5.      Tanggal 14 November 2000 s.d 16 Januari 2012 : dr. Hj. Indah Puspita, H.A, MARS sebagai Direktur RSUD Palembang BARI
6.      Tanggal 17 Januari 2012 s.d sekarang : dr. Hj. Makiani, M.M sebagai Direktur RSUD Palembang BARI.

2.1.4        FASILITAS DAN PELAYANAN
      Dalam memberikan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat, RSUD Palembang BARI mempunyai pelayanan sebagai berikut:
                  a.   Fasilitas:
1)      Instalasi Rawat Darurat (IRD) 24 jam
2)      Farmasi/Apotek 24 jam
3)      Rawat Jalan/poliklinik spesialis
4)      Rawat inap
5)      Bedah Sentral
6)      Rehabilitasi Medik
7)      Radiologi 24 jam
8)      Laboratorium Klinik 24 jam
9)      Patologi anatomi
10)   Bank Darah
11)   Hemodialisa
12)   Medical Check Up
13)   ECG/EEG
14)   USG 4 Dimensi
15)   Endoscopy
16)   Kamar jenazah
17)   Ct scan 64 Slices
18)   Central Sterilizied Suplay Departement (CSSD)

b.   Pelayanan Rawat Jalan
            Pelayanan rawat jalan (spesialis) :
1)      Poliklinik Spesialis Dalam
2)      Poliklinik Spesialis Bedah
3)      Poliklinik Spesialis Kebidanan dan Kandungan
4)      Poliklinik Spesialis Anak
5)      Poliklinik Spesialis Mata
6)      Poliklinik Spesialis THT
7)      Poliklinik Spesialis Syaraf
8)      Poliklinik Spesialis Kulit dan Kelamin
9)      Poliklinik Spesialis Jiwa
10)   Poliklinik Rehabilitasi Medik
11)   Poliklinik Spesialis Jantung
12)   Poliklinik Gigi
13)   Poliklinik Psikologi
14)   Poliklinik Tumbuh kembang


Pelayanan Rawat Inap :               
1.      Perawatan VIP dan VVIP
2.      Perawatan Kelas I,II,III
3.      Perawatan Penyakit Dalam Perempuan
4.      Perawatan Penyakit Dalam laki-laki
5.      Perawatan Anak
6.      Perawatan Bedah
7.      Perawatan ICU
8.      Perawatan Kebidanan
9.      Perawatan Neonatus/ NICU/ PICU
c. Fasilitas kendaraan operasional
1.      Mobil Ambulance 118 BG 9011 MZ
2.      Ambulance BG 9047 AZ
3.      Mobil Operasional Mitsubishi BG 90234
4.      Mobil Ambulance B 8047 ZX
5.      Mobil Ambulance Trauma Central BG 9191








2.2       Tinjauan Teori
2.2.1 Definisi Keluarga Berencana
Definisi Keluarga Berencana (KB) adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang di inginkan, mengatur interval di antara kehamilan, mengontrol waktu saat kehamilan dalam hubungan dengan umur suami istri, dan menentukan jumlah anak dalam keluarga.
Akseptor adalah PUS (Pasangan Usia Subur) yang menggunakan salah satu alat kontrasepsi atau mencegah kehamilan baik dengan obat, alat, maupun operasi untuk mengatur kehamilan (Dinkes, 2009).
Kontrasepsi berasal dari kata kontra yang berarti mencegah dan konsepsi yang berarti pertemuan antara sel telur dengan sel sperma yang mengakibatkan kehamilan, sehingga kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan cara mengusahakan agar tidak terjadi ovulasi, melumpuhkan sperma atau menghalangi pertemuan sel telur dengan sel sperma (Wiknjosastro, 2008).
Di Indonesia alat kontrasepsi yang telah dikembangkan menjadi program adalah pil, suntik, AKDR, implan dan kontap pria (BKKBN, 2010).
Kontrasepsi adalah pencegahan terbuahinya sel telur oleh sperma (konsepsi) atau pencegahan menempelnya sel telur yang telah di buahi di dinding rahim. (Suratun, 2008)






2.2.2        Macam-macam Kontrasepsi
Macam-macam kontrasepsi menurut Niken Meilani, dkk (2010):
1.)    Kontrasepsi Metode Sederhana
a.       Metode Kalender atau Pantang Berkala
       Pantang berkala atau lebih dikenal dengan sistem kalender merupakan salah satu cara atau metode kontrasepsi sederhana yang dapat dikerjakan sendiri oleh pasangan suami istri dengan tidak melakukan senggama pada masa subur. Metode ini efektif bila dilakukan secara baik dan benar. Dengan penggunaan sistem kalender setiap pasangan dimungkinkan dapat merencanakan setiap kehamilannya.
b.      Metode Kontrasepsi Suhu Basal
Prinsip yang digunakan dalam metode suhuu basal tubuh adalah menentukan masa subur, yaitu empat hari sebelum ovulasi karena sperma dapat hidup sampai 4 atau 5 hari sampai 3 hari setelah ovulasi dan menghindari senggama pada saat itu atau senggama dengan menggunakan alat kontrasepsi misalnya kondom.
c.       Metode Lendir serviks atau Metode Ovulasi Billings(MOB)
         Adalah suatu metode yang aman dan ilmiah untuk mengetahui kapan masa subur wanita. Cara ini dapat dipakai baik untuk menjadi hamil maupun untuk menunda kehamilan.
d.      Metode Simptotermal
       Metode simptotermal adalah gabungan dari metode KB alamiah , metode suhu basal, dan metode lendir serviks.
e.       Coitus Interruptus
       Metode ini juga dikenal dengan metode senggama terputus. Tehnik ini dapat mencegah kehamilan dengan cara sebelum terjadi ejakulasi pada pria, seorang pria harus menarik penisnya dari vagina sehingga tidak setetespun sperma masuk ke dalam rahim wanita. Dengan cara ini kemungkinan terjadinya pembuahan bisa dikurangi.
f.       Kondom Pria
        Kondom adalah salah satu alat kontrasepsi yang cara kerjanya akan menghalangi sperma masuk ke dalam rahim, sehingga akan melindungi wanita dari kehamilan yang tidak diinginkan, karena sel sperma dan sel telur tidak bertemu.
2.)    Kontrasepsi Metode Hormonal
a.       Hormon Seks Alamiah
Dibagi menjadi tiga kelompok yaitu:
o   Steroid seks
o   Gonadotropin
o   Neuro hormon
b.      Hormon dalam Kontrasepsi
1)      Estrogen Sintetik
2)      Progesteron gestagen sintetik)
3.)    Metode Kontrasepsi Mantab
a.       Pada wanita
Medis Operatif Wanita (MOW) : Tubektomi
b.      Pada pria
Medis Operati Pria (MOP) : Vasektomi

2.2.3        Kontrasepsi Suntik
1.      Pengertian
Kontrasepsi suntik adalah suatu metode kontrasepsi hormonal untuk wanita yang mampu melindungi seorang wanita terhadap kemungkinan hamil yang diberikan secara suntikan (Hartanto, 2003).
2.      Jenis Kontrasepsi Suntik
Jenis-jenis kontrasepsi suntik menurut Niken Meilani, dkk (2010), dibagi menjadi 2 jenis antara lain:
a.       Suntikan Kombinasi (Cyclofem) adalah kombinasi antara 25 mg Medroxy Progesteron Asetat dan 5 mg Estradiol Sipinot yang di berikan injeksi secara intra mascular setiap satu bulan sekali.
b.      Suntikan Progestin :
Depo Medroxy Progesterone Asetat (DMPA), mengandung 150 DMPA yang diberikan tiga bulan sekali dengan cara injeksi intra mascular.

3.      Jenis-jenis KB Suntik yang Sering Di gunakan di Indonesia dibagi menjadi 2 jenis antara lain:
1)      Golongan Progesterone : Depo Provera 150 mg, Depo Progestin 150 mg, Depo Geston 150 mg, Noristerat 200 mg.
2)      Golongan campuran progestin dan estrogen propinoat : cyclo Provera, cyclofem.

2.2.4        Mekanisme kerja suntik Depo Progestin (DMPA)
Menurut Handayani (2010), mekanisme kerja suntik Depo Progestin antara lain:
a.       Mencegah ovulasi
b.      Lender serviks menjadi kental dan sedikit, sehingga merupakan barier terhadap spermatozoa
c.       Membuat endometrium menjadi kurang baik atau layak untuk implantasi dari ovum yang sudah dibuahi
d.      Mempengaruhi kecepatan transport ovum di dalam tuba fallopii.
2.2.5   Indikasi Suntik Depo Progestin (DMPA)
        Menurut Saifuddin, (2006) Indikasi pemakaian kontrasepsi suntik Depo Progestin (DMPA) antara lain:
o   Wanita usia produktif
o   Nulipara dan yang telah memiliki anak
o   Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki efektifitas tinggi
o   Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai
o   Pasca persalinan dan tidak menyusui
o   Setelah abortus atau keguguran
o   Telah banyak anak, tetapi belum menghendaki tubektomi
o   Perokok
o   Tekanan darah < 180/110 mmHg, dengan masalah gangguan pembekuan darah
o   Tidak dapat memakai kontrasepsi yang mengandung estrogen
o   Mendekati usia menopause yang tidak mau atau tidak boleh menggunakan pil kontrasepsi kombinasi.
2.2.6        Kontra Indikasi Suntik Depo Progestin (DMPA)
Menurut Sulistyawati (2011), kontra indikasi pemakaian kontrasepsi suntik Depo Progestin (DMPA) antara lain :
o   Hamil atau di curigai hamil
o   Perdarahan pervaginam yang belum jelas akibatnya
o   Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid
o   Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara
o   Diabetes mellitus disertai komplikasi
2.2.7       Waktu yang tepat pemberian suntik Depo Progestin (DMPA)
Menurut Handayani (2010), waktu pemberian kontrasepsi suntik Depo Progestin (DMPA) yang tepat adalah sebagai berikut:
o   Hari ke 1 sampai 7 dari siklus haid
o   Setiap saat selama siklus haid dimana dipastikan tidak hamil
o   Post partum : segera jika sedang tidak menyusu, pasca aborsi segera atau dalam waktu 7 hari.

2.2.8        Tehnik penyuntikan kontrasepsi suntik Depo Progestin (DMPA)
Tehnik penyuntikan Depo Progestin (DMPA) adalah:
o   Vial Depo Progestin harus di kocok terlebih dahulu dengan baik
o   Semua obat harus dihisap kedalam alat suntikan
o   Penyuntikan harus dilakukan dalam-dalam pada otot bokong (musculus gluteus)
o   Jangan melakukan masase pada tempat suntikan
o   Kedua hal terakhir ini sangat penting karena kalau tidak di taati, maka pelepasan otot dari tempat suntikan akan dipercepat dan akan mengakibatkan masa efektif kontrasepsinya menjadi lebih pendek.
3            Penggunaan atau jadwal pemberian (penyuntikan)
Menurut Saifuddin (2006), penggunaan atau pemberian suntik Depo Progestin (DMPA) adalah dengan cara disuntikkan secara intra muscular di daerah pantat dan diberikan setiap 3 bulan atau 2 minggu. Apabila suntikan diberikan terlalu dangkal, penyerapan kontrasepsi suntikan akan lambat dan tidak bekerja segera dan efektif. Suntikan diberikan setiap 90 hari.
2.2.9        Keuntungan dan Kerugian suntik Depo Progestin (DMPA)
Menurut Arum & Sujiyantini (2011), keuntungan kontrasepsi suntik Depo Progestin antara lain :
a.       Sangat efektif
b.      Pencegahan kehamilan jangka panjang
c.       Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
d.      Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung, dan gangguan pembekuan darah.
e.       Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI
f.       Sedikit efek samping
g.      Klien tidak perlu menyimpan obat suntik
h.      Dapat digunakan oleh perempuan usia >35 tahun sampai perimenopause
i.        Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik
j.        Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara
k.      Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul
l.        Menurunkan krisis anemia bulan sabit (sickle cell)

Menurut Niken Meilani, dkk (2010), kerugian kontrasepsi suntik Depo Progestin (DMPA) antara lain:
a)      Sering ditemukan gangguan haid, seperti:
o   Siklus haid yang memendek dan memanjang
o   Perdarahan yang banyak atau sedikit
o   Perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak (spotting)
o   Tidak haid sama sekali
b)      Peningkatan berat badan
c)      Pemulihan fertilitas tertunda
d)     Diperlukan penyuntikan yang teratur
e)      Tidak ada perlindungan terhadap penyakit menular seksual atau HIV

Efek Samping dan Penanganan Suntik Depo Progestin (DMPA)
a.       Efek samping suntik Depo Progestin (DMPA) adalah sebagai berikut:
1.      Gangguan haid, ini yang paling sering terjadi dan yang paling mengganggu, seperti:
o   Amenorea
o   Perdarahan iregular
o   Perdarahan bercak (spotting)
o   Perubahan dalam frekuensi, lama dan jumlah darah yang hilang.
2.      Penambahan berat badan
o   Umumnya penambahan berat badan tidak terlalu besar, bervariasi antara kurang dari 1 kg sampai 2 kg dalam tahun pertama.
o   Penyebab penambahan berat badan tidak jelas, tampaknya terjadi karena bertambahnya lemak tubuh, dan bukan karena cairan tubuh.
3.      Sakit kepala
Incident sakit kepala terjadi pada <1-7% akseptor
4.      Efek pada system kardiovascular
o   Tampaknya hampir tidak ada efek pada tekanan darah atau system pembekuan darah maupun system fibrinolitik
o   Perubahan dalam metbolisme lemak, terutama penurunan HDL kolesterol. Kadar HDL yang rendah menyebabkan timbulnya atherosclerosis.
5.      Efek metabolic
o   DMPA mempengaruhi metabolisme karbohidrat, tetapi tidak ditemukan terjadinya diabetes pada akseptor.
o   WHO tidak menganggap diabetes sebagai kontra indikasi untuk pemakaian suntikan, hanya di sarankan untuk melakukan pemantauan glukosa tolerans.
o   Tidak ditemukan efek pada fungsi hepar bahwa kontrasepsi suntikan tidak dapat dipakai secara aman pada wanita dengan riwayat ikterus atau penyakit hepar.
o   Kontrasepsi suntikan tidak mempengaruhi metabolism protein atau vitamin.
6.      Efek pada system reproduksi
a.       Kembalinya kesuburan atau fertilitas
Suntikan DMPA 150 mg dianggap tidak aktif lagi sebagai kontrasepsi setelah 90 hari, tetapi pada kebanyakan akseptor DMPA mencegah kehamilan untuk jangka waktu yang lebih lama. Rata-rata memerlukan 1,5-3 bulan lebih lama untuk kembali hamil dibandingkan pil oral atau IUD.
b.      Efek pada fetus atau janin
Tidak ditemukan bertambahnya kelainan congenital atau prematuritas pada wanita hamil yang tidak sengaja diberikan DMPA maupn wanita yang hamil setelah efek kontrasepsi DMPA berakhir.
c.       Laktasi
Pada DMPA tidak ditemukan efek terhadap laktasi, malah mungkin dapat memperbaiki kuantitas ASI (memperbanyak produksi ASI). DMPA tidak merubah komposisi dari ASI.









BAB III
 TINJAUAN KASUS

                  Pengkajian ini dilakukan pada hari Senin tanggal 6 Mei 2013, Pukul 11.30 WIB, Di Ruang PKBRS Rumah Sakit Umum Palembang BARI
3.I  DATA SUBJEKTIF
3.1.1              Biodata
     Nama Ibu               : Ny “H”
     Umur                      : 27 tahun
       Agama                   : Islam
       Suku bangsa           : Indonesia
       Pendidikan             : SMA
       Pekerjaan               : IRT
Nama Suami     : Tn “W”
Umur                : 30 tahun
Agama              : Islam
Suku bangsa     : Indonesia
Pendidikan       : SMA
Pekerjaan          : Swasta
      Alamat                 : Jalan Panca Usaha Rt.05 Rw.10

3.1.2       Alasan Datang
                Ibu ingin mendapatkan pelayanan kontrasepsi KB suntik.

3.1.3       Riwayat Haid
     Haid
o Menarche                                   : 13 tahun
o Siklus                                          : 28 hari
o Lamanya                                    : 5 hari
o Warna                                        : Merah kehitaman
o Jumlah                                        : 3 x ganti pembalut /   hari
o Dismenorhoe                              : Ada, pada hari pertama

3.1.4           Riwayat Perkawinan
Status Perkawinan                                             : Ya, Menikah
Waktu Kawin                                                    : 23 tahun
Lama Perkawinan                                              : 4 tahun
3.1.5           Riwayat Persalinan Lalu
NO
Umur kehamilan
Jenis persalinan
Ditolong Oleh
Penyulit
Tahun perslinan
Nifas/laktasi
Anak
KB
BB
TB
JK
1
2


Aterm
Aterm

Spontan
Spontan



Bidan
Bidan



Tidak ada
Tidak ada




2010
2012



Baik
Baik



3,1 kg
3 kg



49 cm
50 cm






Pil
-

3.1.6           Riwayat KB
-       Pernah menjadi akseptor KB                               : Ya
-   Metode yang digunakan                                      : pil
-   Berapa lama                                                          : ± 1 tahun
3.1.7          Data Kesehatan
1.      Penyakit yang pernah di derita pasien
Penyakit keturunan                                         : Tidak ada
Penyakit yang pernah diderita pasien             : Tidak ada
2.      Riwayat penyakit keluarga / keturunan
Penyakit keturunan                                         : Tidak ada
3.      Riwayat operasi yang pernah dijalani             : Tidak ada
4.      Riwayat keluarga / keturunan
5.      Gemeli                                                             : Tidak ada     





3.1.8          Pola Kebiasaan Sehari-hari
a.       Seksualitas
o   Selama hamil ibu dan suami tidak ada masalah dalam berhubungan seksual
b.      Personal Hygine
o   Ibu mandi 2x sehari, ganti pakaian sehabis mandi

3.1      DATA OBJEKTIF
          3.2.1    Pemeriksaan Fisik Umum
1.      Keadaan Umum                            : Baik
Kesadaran                                     : Compos Mentis
2.      Tanda-tanda Vital
Tekanan Darah                              : 100 / 70mmHg
Nadi                                              : 80 x / menit
Respirasi                                        : 20x / menit
Suhu                                              : 36,5  0c
BB                                                 : 50 kg ..
TB                                                 : 155 cm..
3.2.2           Pemeriksaan Fisik
a.       Inspeksi
-          Kepala                               : Bersih
-          Rambut                             : Bersih, tidak rontok
-          Mata                                 
Kelopak mata                    : Tidak ada kelainan
Konjungtiva                      : Tidak anemis
Sklera                                : Tidak ikterik
-          Hidung                              : Bersih, tidak ada polip
-          Mulut dan Gigi                            
Gigi                                    : Tidak caries
Gusi                                    : Tidak ada pembengkakan
Kelainan                           : Tidak ada
-          Payudara
Bentuk                             : Simetris
Puting susu                        : Menonjol
Massa                               : Tidak ada
-          Abdomen
Bekas operasi                    : Tidak ada
-          Genetalia
Vulva dan vagina
Kebersihan                        : Bersih
Luka                                  : Tidak ada
Varises                              : Tidak ada
Oedema                             : Tidak ada
Peradangan                       : Tidak ada
-          Ekstremitas
Atas                                              
Oedema                             : Tidak ada
Pergerakan                                    : Baik
Bawah                                          
Varises                              : Tidak ada
Pergerakan                                    : Baik
3.2.3       Analisa Data
              1.      Diagnosa                      : Ny “H” calon akseptor KB suntik
                       Masalah                        : Tidak ada
                       Kebutuhan                   : Penyuntikan KB suntik 3 bulan
                       BB                                : 50 kg
                                   TB                                : 155 cm
                                   TD                                : 100/70 mmHg
                                   Pulse                             : 80 x/mnt
                                   RR                                : 20 x/mnt
3,2,3.        Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial 
                 Potensial terjadi perubahan pola menstruasi 
3.2.4         Identifikasi Kebutuhan Terhadap Tindakan dan Kolaborasi 
                 Kolaborasi bila ada komplikasi atau kelainan karena suntik KB 
3.2.5.       Penatalaksanaan
                 1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan
                     a. Menjelaskan kondisi ibu saat ini
                     b. Melibatkan suami untuk memberi dukungan pada ibu
                 2. Memberikan informasi tentang alat-alat kontrasepsi
                     a. Menjelaskan pada ibu macam-macam alat kontrasepsi yaitu
                         hormonal, AKDR dan alami.
                 3. Memberikan informasi tentang efek samping dari alat kontrasepsi
                     a. Menjelaskan pada ibu efek samping dan alkon yang ibu pilih yaitu KB
                         suntik
               b..Menganjurkan pada ibu untuk konsultasi lebih lanjut bila merasa tidak
                   nyaman dengan akan yang ibu pilih yaitu KB suntik depo progestin
                 4. Memberikan alat kontrasepsi hormonal yaitu KB suntik depo progestin
                 5 .Menganjurkan ibu untuk datang kembali sesuai dengan jadwal yang
                     sudah ditentukan
3.2.7      Evaluasi
                  1. Ibu mengerti tentang kondisinya saat ini
2.   Ibu mengerti efek samping dalam menggunakan KB suntik
3.   Ibu sudah menggunakan alat kontrasepsi hormonal yaitu KB suntik
Depo progestin.
4.   Ibu berjanji akan datang tepat waktu sesuai dengan jadwal kunjungan ulang.







BAB IV
PEMBAHASAN

Kontrasepsi berasal dari kata kontra yang berarti mencegah dan konsepsi yang berarti pertemuan antara sel telur dengan sel sperma yang mengakibatkan kehamilan, sehingga kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan cara mengusahakan agar tidak terjadi ovulasi, melumpuhkan sperma atau menghalangi pertemuan sel telur dengan sel sperma (Wiknjosastro, 2008).
         Dilakukan asuhan kebidanan akseptor kontrasepsi KB suntik pada Ny.”H” di pliklinik PKBRS RSUD Palembang BARI dengan tujuan mencegah dan menunda kehamilan agar organ reproduksi tetap sehat dan jauh dari gangguan penyakit.
         Adapun pada pengkajian data subjektif  yang dilakukan pada Ny.”H” tanggal 6 mei 2013 pukul 11.30 wib. Didapatkan hasil Ny.”H” umur 27 tahun, pekerjaaan ibu rumah tangga,pendidikan SMA, alamat Jl.panca usaha RT.5 RW.10. ibu datang ke RSUD Palembang BARI, ibu ingin mendapatkan pelayanan kontrsepsi KB suntik.
         Dari data objektif di dapatkan pemeriksaan umum: kesadaran :compos mentis , KU ibu :baik, TD:100/70 mmhg,RR:20 x/m,N:80 x/m,suhu 36,5, pada pemeriksaan inspeksi rambut :bersih,hitam, dan tidak rontok, hidung:simestris,tidak ada skeet dan polip, mata:simestris, sclera putih, conjungtiva mah mudah, mulut :bersih ,lidah bersih ,tidak ada stomatitis, muka:bersih,tidak pucat,tidak oedema, telinga: simestis ,tidak ada serumen dan perdarahan, leher: tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan bedungan vena jugularis, tidak ada pembesaran abdomen, luka bekas operasi dan massa/tumor, ekstremitas atas simetris dan tidak ada odema, kstremitas bawah :simestris, tidak ada varices.
       
              Penatalaksaan yang dilakukan pada Ny.”H” denagan akseptor kontrasepsi KB suntik di poloklinik PKBRS RSUD palembang BARI yaitu menjelaskan hasil pemeriksaan, menjelaskan efek samping kontrasepsi KB suntik, melakukan suntik KB, dan melakukan kunjungan ulang sesuai tanggal yang ditentukan. Dalam pelaksanaan kontrasepsi KB suntik di poliklinik PKBRS RSUD Palembang BARI sudah sesuai dengan teori sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.















BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan pengkajian pada Ny.”H” dengan akseptor kontrasespsi KB suntik di RSUD Palembang BARI tahun 2013 pada tanggal 6 mei 2013, pukul 11.30 WIB di RSUD Palembang BARI dapat kami simpulkan bahwa:
Dari data subjektif yang dilakukan pada Ny.”H” tanggal 6 mei 2013 pukul 11.30 wib didapatkan hasil Ny.”H” umur 27 tahun, pekerjaan ibu rumah tangga, pendidikan SMA, alamat Jl. Panca usaha RT 5 RW 10, ibu datang ke RSUD Palembang BARI, ibu ingin mendapatkan pelayanan konrasepsi KB suntik, ibu mengaku memiiliki 2 oang anak dan sebelumnya mengaku sudah pernah mengunakan KB pil, dan dari data objektif di dapatkan pemeriksaan umum: kesadaran :composmentis , KU ibu :baik , TD:100/70 mmhg, RR 20 x/m, Nadi 80 x/m.suhu 36,5 c. Diagnosa akseptor KB suntik.
Tidak terdapat masalah pontesial pada Ny.”H” setelah dilakukan pengkajian secara menyeluruh pada ibu, kebutuhan tindakan segera pada ibu yaitu suntik KB.
Perencanaan asuhan yang akan diberikan pada Ny.”H” yaitu: menjelaskan hasil pemeriksaan, menjelaskan tentang efek samping suntik KB bahwa ibu akan merasa, pusing,mual, menstruasi kadang tidak keluar selama 3 bulan, dan perubahan berat badan,dsb. Dan menjelaskan kunjungan ulang atau jika ada keluhan.



5.2. Saran
1.  Bagi pihak RSUD Palembang BARI  
o   Petugas dapat mempertahankan mutu pelayanan asuahan kebidanan pada akseptor suntik KB yang telah diberikan.
o   Diharapkan bagi pihak rumah sakit tetap mempertahankan kelengkapan semua fasilitas dan sarana agar asuhan yang diberikan pada askseptor suntik KB dapat tercapai secara menyeluruh.
                2. Bagi Institusi Pendidikan
       Bagi institusi pendidikan diharapkan dapat memberikan bimbingan  dan arahan secara maksimal kepada mahasiswa dalam menjelaskan praktek klinik kebidanan, sehingga kualitas pendidikan dapat ditingkatkan
                3. Bagi Institusi Mahasisiwa
    Mahasiswa diharapkan mampu dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada akseptor KB suntik.








DAFTAR PUSTAKA

Arum, D.N.S, Sujiyatini. 2011. Panduan Lengkap Pelayanan. Cetakan Keempat.
Yogyakarta : Nuhamedika
BKKBN. 2010. Profil Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2010.
Hartanto, H. 2003. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar
 Harapan
Handayani, S. 2010. Pelayanan Keluarga Berencana. Cetakan Pertama.
Yogyakarta : Pustaka Rihama
Http://www.bkbpp.palembang.go.id//. Data Akseptor KB. Diakses tanggal 7 Mei
2013
Niken Meileni, dkk. 2010. Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta :
Fitramaya
Saifuddin, A, B. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.
Jakarta : EGC
Sulistyawati, A. 2011. Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta : Salemba Medika
Suratun. 2008. Pelayanan Keluarga Berencana dan Pelayanan Kontrasepsi.
Jakarta : Trans Info Media
Winkjosastro, H. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono  Prawirohardjo



No comments:

Post a Comment

komentar